3 jam yang lalu aku menulis sebuah status di Whatsapp Story. aku tulis kembali tulisan itu dibawah ini:
Terlalu nikmat hidup ini, alhamdulillah.
Makan sudah punya nasi. mau nonton sudah ada laptop liat serial netflix. mau tidur sudah ada kasur. mau duduk sudah ada kursi. boring sudah ada HP buat main sosmed.
aku pengen punya alasan supaya bisa ngeluh. tapi aku gak bisa. mungkin hidupku ini ditakdirkan untuk menjadi orang yang beruntung.
mungkin saatnya aku menyudahi urusanku dengan diriku sendiri. saatnya menyelesaikan urusan orang lain. jika misal ada yang salah dari hidupku nanti biar tuhan yang perbaiki.
alhamdulillah…
gak ada yang kurang dari apa yang tuhan berikan. jika kadang ada yang terasa kurang sempurna memang tugasku untuk melengkapi urusan kehidupan ini.
dari pada mikirin hal-hal yang tuhan belum kasih lebih baik syukuri yang ada. dirumah sakit untuk bernafas aja kita harus bayar.
oksigen itu mahal, jika untuk bernafas kita harus bayar sebesar 3jt/hr maka kitaharus membayar sebesar 90jt selama sebulan.
gajinya siapa yang cukup untuk membayar harga nafas.?
sekali lagi alhamdulillah…
mungkin sesuatu yang saat ini aku kejar itu bukan bentuk kekurangan tetapi suatu kelebihan yag tuhan berikan sebagai upah dari hasil kerja kerasku.
karena diluar itu, hidup sudah bener-bener tercukupi. ya meskipun kadang kekurangan uang toh sampai detik ini masih hidup
jadi apakah ada alasan untuk mengeluh? aku rasa tidak
lalu bagaimana dengan masalah-masalah hidup semakin hari semakin bertambah? masalah hidup itu kayak main game. yah meskipun gak semudah dan selucu itu.
tugas kita hanya memainkannya sampai menang, jika kalah tinggal main lagi. kalau gk ada jalan? pasti ada jalan lain.
tuhan udah ngasih tau bahwa setiap 1 kesusahan ada 2 kemudahan. artinya lebih banyak solusinya ketimbang masalahnya.
kalo ada masalah itu sebenernya gak rumit kok. solusinya cuma 2
- puter balik
- tabrak aja
jadi gak perlu ada yang dikhawatirin lagi. syukur apapun yag tuhan kasihkan ke kita. memang nasib orang beda-beda tapi masih banyak nasib orang lain yang gak seberuntung kita.
THE END
Begitulah tulisan dari beberapa lembar story whatsapp yang aku tulis.
—
selang beberapa jam aku sedang berada dijalan menuju pulang, aku melihat seorang laki-laki tua berkulit hitam. aku tidak mengenalinya. dari mimik muka sepertinya ia orang timur. mungkin papua atau nusa tenggara timur. aku tidak tau.
ia terlihat kesusahan mendorong kursi roda. seorang disabilitas yang mencoba mendorong kursi roda di jalan yang ramai penuh kendaran berlalu lalang.
aku tak tega melihatnya. sunggu tidak ada orang yang peduli satupun. orang-orang sibuk dengan urusannya sendiri. bahkan hanya untuk meminggirkan seorang difabel ke trotoar jalan.
tanpa perlu banyak pertimbangan. aku menyebrangi jalan. menghampiri pria ini. aku melihat raut wajahnya penuh kekhawatiran. bagaimana jika aku tertabrak, bagaimana jika aku jatuh ditengah jalan. kenapa keadaanku sangat susah. aku ingin hidup seperti orang normal. mungkin perkataan itu yang ada didalam dirinya. kasian sekali..
“mau kemana om. kok ditengah jalan gini. bahaya loh. sini biar saya pinggirin ya kursi rodanya” sapaku dengan senyum berharap ia lebih merasa tenang.
orang ini dengan penuh berharap belas kasih “dek, maaf saya dari ambon tidak bisa bahasa jawa. tolong sebrangin saya ke rel kereta api itu”
hatiku rasanya terenyuh. aku terbayang bagaimana susahnya memiliki hidup dengan keadaan seperti itu. mau jalan jarak 10 meter saja rasanya seperti merangkak menaiki tangga sampai lantai 10.
aku pegang kedua pegangan kursi roda itu. aku dorong pelan sambil hati-hati menyebrangi rel kereta api. aku melihatnya dalam diam raut wajahnya. ia tersenyum tenang.
“tujuan saya mau ke itu” pria ini menunjuk sebuah tempat print atau fotocopy dengan jarak beberapa meter.
jadi heran orang seperti ini buat apa pergi ke tempat print. aku terhera-heran dibuatnya. tanpa berpikir panjang aku turuti menuju tempat yang ia tunjuk.
“om ini kan tujuannya?” aku memastikan bahwa tempat yang ia tuju memang benar disitu.
“oh bukan dek, tempatnya disana”
tanpa berpikir panjang lagi, aku menuruti pria ini. dalam perjalanan sambil aku lihat tangannya. bentuknya kaku sedikit menggenggam dan kotor. aku baru sadar sebenarnya tujuan orang ini memang bukan ditempat tadi. aku salah memahami. ia menunjukakan tempat dengan tangan kaku. sedangkan aku tidak tau kemana tujuan sebenarnya.
kecurigaanku mulai tumbuh. jangan-jangan pria ini tidak punya tujuan. ia hanya ingin jalan-jalan. padahal aku sudah mendorongnya cukup jauh.
“dek, berhenti disini. kita sudah sampai”
“tunggu dlu dek. tolong ambilkan map di belakang saya”
kursi roda itu adalah rumahnhya. dibelakang dan dipinggir kanan kiri dipenuhi dengan plastik-platstik yang berisi kebutuhannya sehari-hari. ada tikar, beberapa makanan, berkas-berkas seperti map lamaran pekerjaan yang ntah apa isinya dan gulungan koran.
aku keluarkan semuanya. aku menemukan berkas-berkas yang tidak bisa aku tau itu apa dan aku melihat beberapa foto perjalananya di 0 kilometer indonesia.
“ini foto-foto saya. saya sudah keliling indoensia” pria ini berbicara penuh antusia kepadaku. ada kesenangan yang dirasakan dalam hatinya. aku mendengarkan serius berharap ia merasa diperhatikan.
pria ini membiarkanku pergi.
dalam perjalanan aku teringat dengan apa yang aku posting di whatsaap story 3 jam yang lalu. aku bertanya kepada diri sendiri. apakah ini rencana tuhan. apa jangan-jangan tuhan sedang menguji perkataanku.
aku ingin mengakhiri dengan urusan diriku sendiri dan mencoba membantu urusan orang lain.
Aku lupa gak tanya detail tentang dia, seperti siapa namanya atau dimana ia tinggal saat ini. yang aku rasain setelah itu rasanya damai dan tenang. ternyata seperti ini ya rasanya ketika kita membantu orang lain dalam kesusahan.
—
sebetulnya aku menulis tulisan ini pada 23 april 2019. aku menyimpannya di dalam draft. tulisan ini dibuat setelah pertemuan pertama kami. sekarang kami saling kenal. namanya Ramjan Mohammad . usia 57 tahun. ia lumpuh pada usia 20 tahunan akibat tertabrak mobil. dulunya sempat bekerja di maskapai penerbangan. aku ingin menceritakan tentang om ram di postingan selanjutnya bagaimana ia menjalani kehidupannya sehari-hari. bahkan dengan kondisinya yang cacat ia bisa menggunakan whatsaap dan posting status di facebook.
tulis komentarmu dibawah dan sampai jumpa di postingan berikutnya..