fbpx
Get In Touch
Ketintang, Surabaya. 60231,
ask@zainalmultazam.com
Ph: +62 85706611112
Work Inquiries
ask@zainalmultazam.com
Ph: +62 85706611112
Back

kenapa aku tidak follow teman di instgagram

 

Tergantung bagaimana kamu melihat instagram.

Jika kamu melihat instagram sebagai alat sosial. cara untuk tetap terhubung dengan keluarga, teman dan orang yang kamu kenal, kamu sebaiknya like atau komentar postingan mereka sebanyak mungkin. semakin kamu sering berinteraksi dengan akun instagram mereka, berarti kamu peduli.

tetapi jika kamu adalah seorang yang berambisi fokus terhadap sebuah tujuan atau rencana hidup. kamu akan terus berupaya menjaga pikiran dan rencanamu tetap berada dijalur yang sudah kamu tentukan.

aku akui serinng kali sosial media dijaman kita saat ini menjadi hal yang sangat penting. terlebih persepsi saat ini sudah terbentuk setiap pertemanan didunia nyata perlu dilanjutkan ke dunia online.

ada rasa sungkan ketika kita berteman secara real namun tidak memfollow akun instagram mereka. lebih lagi teman kita sudah memfollow kita lalu menyuruh kita untuk melakukan follow back. Di follow apa nggak ya ?

kembali lagi, instagram atau secara umumnya sosial media tergantung bagaimana kita mengartikannya. sama seprti pisau. kita bisa menjadikannya sebagai alat bantu untuk memotong bawang didapur tapi kita juga bisa menggunakannya sebagai alat untuk membunuh orang.

instagram tidak selalu tentang hubungan sosial antar pertemanan. kembali lagi bagaimana kita mengartikan. jika memang instagram adalah bentuk solidaritas terhadap sebuh huhubungan dengan sosial, perbanyaklah berinteraksi dengan temanmu disitu. tapi sebagai seorang yang memiliki ambisi, akan banyak sekali hambatan-hambatan yang kita dapati salah satunya dari lingkungan.

hampir seperempat hidup kita atau bahkan mungkin separuh dari hidup kita, kita curahkan disosial media. instagram secara tidak langsung menjadi lingkungan baru buat kita. hanya dalam satu genggaman tangan di scoll ke bawah keatas. namun pengaruhnya luar biasa.

lingkungan itu ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau kamu bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, kamu tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak kamu tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.

Selama ini aku tetap menjalin hubungan baik dengan sosialku di dunia real. kami berteman, bermain, berbagi selayaknya sebuah hubungan pada umumnya. namun maaf aku putuskan untuk tidak terlalu banyak mengikuti orang lain di akun instagram. bukan apa, jauh lebih penting masa depanku dari pada orang yang tidak cukup dewasa mengartikan instagram berlabel tidak enakan kalo tidak difollow.

mereka yang aku kenal semuanya baik. postingannya bagus, tidak ada yang salah. namun ketika itu tidak sesuai dengan seleraku, aku tidak bisa asal follow gitu aja.

lingkungan buat diri aku sendiri sangatlah penting. ketika ada berbagai masalah dalam pekerjaan, lingkunganlah yang memberikan jalan kepadaku untuk menghadapinya. apalagi, akhir2 ini aku aktif di instagram.

Pada awalnya lingkungan yang kita bentuk itu dari apa yang kita lihat, kemudia kita coba like / komen. kemudian ia seperti kangker, berjalan pelan-pelan kedalam otak.

hampir yang aku ikuti di instagram adalah akun yang bisa memberikanku sebuah inspirasi. apakah itu bisa membantu dalam karirku atau tidak. itu yang selalu aku tanyakan sebelum aku follow teman instagram.

kelihatannya sepele, hanya sebuah akun sosial media doang.

buat aku, itu tidak.

Tinggalkan Komentar